01 November 2010

How I Become Juventino

Saya lahir pada tahun 1989, kecintaan saya akan sepak bola baru muncul saat kelas 3 SD (sekitar 1997-1998).
Pada tahun-tahun tersebut acara sepak bola di TV setau saya hanya menyiarkan Serie-A Italy di RCTI, dan jika kita menyukai sepak bola maka kita tak dapat

menolak pesona Serie-A pada saat itu.
Tidak serta merta saya langsung jetuh hati pada suatu klub pada tahun itu juga. Saya mulai mengenal JUVENTUS setahun kemudian, sekitar tahun 1999, yang pada saat itu masih diperkuat nama-nama seperti Peruzzi, Ferrara, Montero, Conte, Deschamps, Zidane, Davids, Inzaghi, Del Piero dan Fonseca  dimana pada tahun

sebelumna (1998) JUVENTUS berhasil merebut scudetto ke-26nya.
Berhubung saat itu masih awam dengan sepak bola, belum tahu istilah scudetto dan lainnya, saya hanya bisa menikmati permainan dari dua tim yang berlaga.
Sudah ditakdirkan sebagai juventino, pertandingan sepak bola Serie-A pertama yang saya saksikan saat itu adalah Juventus (saya lupa siapa lawannya).

Saya langsung kagum dengan aksi-aksi para squad juventus pada saat itu,
Penyelamatan dari penjaga gawang Peruzzi,
Kokohnya pertahanan yang diatur Ferrara,
Permainan penuh semangat dari Conte-Deschamps,
Skill kelas dunia dari Zidane-Davids-Del Piero,
dan tentunya yang paling mencolok bagi saya saat itu, Super Pippo Inaghi, mesin gol paling unik yang pernah saya temui
Super Pippo Inzaghi!

Sampai saat ini. Pippo adalah pemain yang selalu bisa menjadikan dirinya orang yang tepat diwaktu yang tepat. Bahkan rekan setimnya saat itu, Del Piero, mengatakan "Inzaghi mencetak gol bahkan ketika dia tidak mau. Dia berbalik, bola datang kepadanya dan ... bum!".
Inzaghi dan squad juventus tahun 1999 yang membuat saya menjadi juventino sampai saat ini.

Ieri, Oggi, Domani, Sempre Juventus!
Kemarin, Hari ini, Besok, Selaamanya Juventus!

No comments: